Alhamdulillah, segala puji hanya kepada Allah SWT. Kita bersyukur hingga hari ini diberi kekuatan dan kesempatan untuk menjalani hari-hari Ramadhan dengan penuh amal kebaikan. Sholawat dan salam kepada Rasulullah SAW nabi junjungan kita semua, yang mengisi Ramadhan dengan sepenuh amal yang berkah. Memberikan contoh kepada kita beragam amal yang disyariatkan dalam Ramadhan yang mulia. Semoga kita mampu meniru dan menjalankannya.
Kelima : Karena ilmu membuat kita takut pada Allah SWT
Allah SWT berfirman : Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah para ulama.. (QS Faathir 28)
Ilmu menjadikan para ulama takut kepada Allah SWT. Bukan hanya ilmu agama atau syariah, tetapi semua ilmu kebaikan berasal dari Allah sehingga mereka yang mendalaminya semestinya bisa merasakan keagungan dan kebesaran Allah SWT, untuk kemudian lebih takut kepada-Nya.
Ilmu aqidah membuat orang mengenal Allah SWT dari dalil-dalil naqli dalam Al-Quran dan Hadits, tentang sifat Allah SWT, kebesaran dan kekuasaan-Nya. Ilmu Fiqh membuat orang terkagum-kagum dan mengakui kebesaran Allah yang telah menciptakan syariat yang begitu sempurna dan komprehensif, tidak ada tandingannya dengan hukum buatan manusia ! Begitu pula mereka yang mempelajari ilmu kedokteran, fisika, biologi bahkan matematika, akan mengagumi kebesaran Allah SWT melalui ayat-ayat kebesaran Allah SWT yang begitu banyak tersebar di alam raya ini ; tentang fase penciptaan manusia, tentang pengaturan alam semesta, tentang anatomi hewan dan tumbuhan, tentang mineral sumber daya alam dan seterusnya dan seterusnya. Semua menceritakan dengan lugas dan jujur tentang kebesaran Allah SWT. Maka layaklah jika para ulama dan ilmuwan sholeh menjadi orang yang paling takut kepada Allah SWT.
Keenam : Karena orang yang berilmu akan mendapat kebaikan
Dari Muawiyah ra, Rasulullah SAW bersabda : " Barang siapa yang Allah SWT menginginkan kebaikan padanya, maka akan difahamkan dalam masalah agama ! " ( HR Bukhori dan Muslim)
Dengan ilmu maka seluruh kebaikan akan mendatanginya. Ketika ibadah maka ia beribadah dengan benar sesuai syariat. Ia juga beribadah dengan ikhlas dan khusyuk karena ia adalah orang yang paling takut pada Allah SWT. Ketika ia bermuamalah maka ia mengetahui yang halal dan haram, maka tidak sekeratpun harta haram masuk dalam tubuhnya dan tubuh anak istrinya.
Bahkan ketika ia mendapat ujian dari Allah SWT, baik yang berupa kenikmatan seperti ;
kekayaan, pangkat jabatan atau yang berupa kesusahan, seperti ; sakit, musibah, kematian dan cobaan , maka ia menghadapi semua itu dengan syukur ataupun sabar. Syukur dan Sabar adalah sumber kebaikan yang menakjubkan, tidak dimiliki kecuali orang yang beriman dan berilmu.
Dari Suhaib bin Sinan ra, Rasulullah SAW bersabda : " Sungguh mengagumkan urusan kaum mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Dan kebaikan ini hanya dimiliki orang mukmin. Jika mendapat kesenangan ia bersyukur dan itu baik baginya.Jika mendapat musibah ia bersabar dan hal itu juga baik baginya !" (HR Muslim)
Ketujuh : Karena ilmu yang bermanfaat menjadi pahala yang terus mengalir hingga kiamat
Dari Abu Hurairah Rasulullah SAW bersabda : Semua amal manusia terputus (pahalanya) setelah kematiannya, kecuali tiga perkara : sedekahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakannya " ( HR Muslim)
Kemuliaan orang yang berilmu terus berlanjut hingga hari kiamat, meski jasadnya telah menyatu dengan tanah. Hal ini berlaku untuk seluruh ilmu kebaikan yang bermanfaat tanpa terkecuali.
Misalnya seseorang mahasiswa dengan ilmu elektronika yang ia dapat di perkuliahannya, pulang ke desanya yang terpencil dan merintis pembangkit listrik kecil-kecilan pada sungai tepi desanya. Ia berhasil dan warga desa suka cita menyambutnya. Tidak cukup hanya itu, ternyata warga desa tetangga pun tertarik mengikutinya dan segera belajar darinya. Kembali ia mengajarkan, berhasil, dan diikuti oleh yang lainnya. Demikian seterusnya dan kebaikan itu terus diikuti oleh yang lainnya. Ibaratnya sistem Multi Level Marketing, maka sang mahasiswa ternyata terus mendapat point dari level di bawah yang mengikuti ilmu kebaikannya, bahkan hingga ia meninggal nantinya.
Sistem MLM pahala karena ilmu kebaikan yang bermanfaat adalah legal dan disyariatkan dalam Islam. Dari Jarir bin Abdullah ra, Rasulullah SAW bersabda : " Barang siapa yang mensunnahkan (memulai) dalam Islam sunnah yang baik, maka bagi dia pahalanya dan pahala orang yang mengerjakannya setelah itu, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun " ( HR Muslim)
Kedelapan : Karena orang yang berilmu dimintakan ampunan oleh semua makhluk
Dari Abu Darda', Rasulullah SAW bersabda : " dan sesungguhnya orang yang berimu itu, dimintakan ampunan oleh penghuni langit, bumi bahkan ikan-ikan di laut yang dalam " (HR Ibnu Hibban)
Mengapa setiap makhluk merasa berhutang budi pada para ulama, bahkan ikan di dalam lautan ?. Dalam kitab Mukhtasor Minhajul Qasidin disebutkan bahwa hal ini terjadi karena ulama mengajarkan ilmu yang membawa kebaikan pada seluruh makhluk pula, seperti ; ilmu ihsan dalam penyembelihan, ilmu larangan untuk menyiksa binatang, menebang pepohonan, merusak alam, dan seterusnya. Sehingga wajar ketika kemudian mereka memintakan ampunan pada Allah SWT bagi orang yang berilmu.
Kesembilan : Karena Allah SWT, para malaikat, penghuni langit dan bumi bershalawat /mendoakan para pengajar ilmu kebaikan
Dari Abu Umamah ra, Rasulullah SAW bersabda : Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut dilobangnya, bahkan juga ikan, semuanya bershawalat / mendoakan orang yang mengajarkan ilmu kebaikan " ( HR Tirmidzi, ia mengatakan : Hadits Hasan )
Barangkali ini adalah kemuliaan di atas kemuliaan makhluk bernama manusia. Orang berilmu yang mendapatkan kemuliaan tak terhingga itu. Bayangkan saja, Sang Kholiq dan makhluk-Nya semua bershalawat dan mendoakan untuknya! Mengharapkan kebaikan dan kemuliaan itu senantiasa ada pada orang yang berilmu hingga akhir hayatnya ! Akhirnya, semoga Allah SWT memudahkan niatan kita dalam meningkatkan keilmuan kita, khususnya pada bulan Ramadhan yang mulia, wallahu a’lam bisshowab.
(Hatta Syamsuddin, Lc)